Antara geografi akademis dan geografi pengajaran terdapat hubungan yang erat mengenai hakekat dari objek studinya. Keduanya memaparkan strategi manusia dalam menghadapi lingkungannya,ruang dan sumber daya yang ada di dalamnya yang kesemuanya itu terdapat di permukaan bumi.
Setiap guru geografi perlu memahami seluk beluk ilmu geografi khususnya tentang adanya pembagian dua yakni geografi alam dan geografi manusia. Di Indonesia lebih di kenal sebutan geografi alam dan geografi social. Dan geografi social memiliki dua arti.
Tiap-tiap mata pelajaran di sekolah lanjutan membutuhkan guru yang ideal. Adapun syarat untuk menjadi guru geografi yang baik,tak hanya terbatas pada pendidikan yang diikuti sebelumnya yang menghasilkan ijazah yang berwenang bagi yang bersangkutan untuk mengajar. Di samping itu masih diperlukan beberapa keistimewaan pada guru itu sendiri untuk dilatih dan dikembangkan lanjut.
Ada lima tuntutan yang perlu dipenuhi oleh guru geografi yang ideal,yaitu :
1.Harus mempunyai perhatian yang cukup banyak kepada permasalahan manusia.
2.Mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri factor-faktor lokatif,pola regional dan relasi keruangan yang terkandung oleh ataupun tersembunyi di belakang gejala-gejala social.
3.Suka dan mampu mengadakan observasi pribadi di lapangan.
4.Secara sederhana dapat mensintesekan data-data yang berasal dari berbagai sumber.
5.Mampu membedakan serta memisahkan kausalitas yang sungguh,dari hal-hal yang sifatnya hanya kebetulan belaka.
Guru dalam mengajarkan geografi menggunakan didaktik geografi. Ini barulah suatu jalan belaka yang menuju kepada tujuan pengajaran geografi. Yakni menciptakan gambaran geografi pada diri siswa,sebagai suatu aspek dari kedewasaan soaial yang dikejar oleh pengajaran IPS sekarang. Adapun tujuan geografi pengajaran sekarang,mencakup kalimat ini : orientasi ke dalam ruang dan orientasi ke dalam seluruh masyarakat dunia,di mana siswa menjadi anggotanya dan di mana ia kelak sebagai orang dewasa akan memberikan sumbangannya.
Tujuan di atas merupakan pembaharuan terhadap perumusan yang lama yakni yang semula berintikan pada berfikir geografis saja. Sehabis perang dunia II ,UNESCO demi perdamaian dunia memberikan perumusan baru. Pembentukan gambaran mengenai bangsa-bangsa dengan segala perbedaannya antara satu dengan yang lain ,yang berorganisasi dengan berbagai system di permukaan bumi dengan hubungan antar yang saling menjalin. Segalanya itu dapat dilepaskan dari hubungan antara masyarakat bangsa dan latar belakang milieunya masing-masing,serta ikatannya dengan dunia.
Melalui empat macam pengajaran geografi yakni yang bersifat fisis (ilmu falak),social ekonomis dan cultural,guru geografi sebetulnya berusaha menyalurkan lima jenis sumbangan kepada pendidikan,dengan perincian demikian : wawasan dalam ruang,persepsi relasi antar gejala,rasa keindahan,kecintaan tanah air,dan saling pengertian internasional. Kelima jenis sumbangan itu perlu disadari oleh guru ,terlepas dari bentuk ujian mana yang berlaku.
Dalam membahas materi geografi di dalam pengajarannya perlu dipertimbangkan empat hal sebagai berikut :
1.Tujuan pendidikan dan pengajaran yang mengacu pada kepentingan nasional sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional dalam GBHN.
2.Unsur kepentingan anak didik dengan memperhatikan tingkat perkembangan jiwa anak didik.
3.Karakteristik yang terkandung dalam ilmu geografi dengan memperhatikan pendekatan dan metodologinya.
4.Seleksi atas materi baku yang esensial dari bidang ilmu geografi sebagai bahan acuan dalam penataan kembali penyusunan program dan materi pengajaran geografi bagi setiap jenjang sekolah
Adapun penjabaran materi geografi di sekolah meliputi aspek hakikat,nilai dan perannya. Hakikat geografi dirumuskan demikian : Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer,dengan sudut pandangan kelingkungan (ekologis) dan kewilayahan (regional) dalam kontaks keruangan (spatial).
Kemudian dalam mengajarkan geografi kepada para siswa,guru diharapkan menguasai makna dari 10 konsep asasi geografi sebagai ciri khas pengajaran geografi. Sepuluh konsep asasi itu meliputi : lokasi,jarak,keterjangkauan,pola,morfologi,aglomerasi,nilai kegunaan,interaksi dan interdepensi,diferensiasi areal (struktur/distribusi keruangan ),akhirnya proses keruangan (keterkaitan keruangan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar