Perjalanan panjang menuju sekolah hijau secara ideal berkemungkinan membutuhkan waktu relatif panjang,sehingga butuh kepeloporan dan perencanaan matang serta kesinambungan upaya kerja keras segenap warga sekolah.
Langkah awal kearah ini ,agaknya perlu dibangunan rasa kepedulian warga sekolah bersama masyarakat untuk menyelamatkan lingkungan sekolah dalam lingkup mikro kemudian ditingkatkan ke luar pekarangan sekitar area pengaruh sekolah.
Melalui sosialisasi yang efektif terhadap guru,siswa dan orang tuanya akan memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar. Dengan melibatkan warga sekolah membenahi lingkungan sekolah sejak awal , maka masyarakat akan merasakan lingkungan sebagai bagian dari mereka ,bahkan tumbuh rasa memiliki dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Keasrian dan kenyamanan lingkungan sekolah yang semakin kondusif dari tahun ke tahun berpeluang meningkatkan semangat warga sekolah untuk berpartisipasi Lingkungan sekolah hijau jika diterjemahkan secara luas dan komprehensif ,sebenarnya tidak berhenti sebatas tercapainya lingkungan sekolah yangtertata rapi dengan taman dan tanaman hijau semata.
Akan tetapi makna sekolah hijau juga mencakup ;minimalisasi pembakaran sampah yang menimbulkan pulusi di pekarangan dan lingkungan sekolah, pengurangan ketergantungan penggunaan arus listrik dari PLN, serta pemanfaatan sampah organik jadi kompos yang dapat dimanfaatkan untuk kesuburan tumbuhan di sekitar sekolah.
Pada beberapa sekolah di luar Sumatera Barat telah mulai berkembang pembudidayaan jamur sebagai makanan sehat dengan memakai pupuk organik hasil olahan sampah sendiri.
Jika hal seperti ini dapat dikembangkan oleh sekolah dengan kreatifitas masing-masing ,maka amat banyak sebenarnya nilai tambah yang bakal diperoleh,disamping antisipasi pemanasan global sebagai target utamanya.
Upaya mengurangi ketergantungan kepada sumber listrik dari PLN dapat dilakukan oleh sekolah dengan memanfaatkan solar system ( energi matahari ).Hal ini setidaknya akan mendatangkan keuntungan ganda yakni mengurangi biaya pengeluaran sekolah, dan secara tak langsung berpotensi mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh PLTU.
Disamping itu,warga sekolah juga dapat belajar dan mengikuti hal serupa untuk kebutuhan rumah tangga mereka .
Dengan kemandirian dan otonomi sekolah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) konsep sekolah hijau ,mungkin bukanlah suatu hal yang muluk dan sulit dicapai.
Akan tetapi sekali lagi dibutuhkan kemauan dan usaha keras untuk mencapainya, karena prinsip dasar manajemen berbasis sekolah adalah mendorong setiap sekolah agar mandiri dan otonom dalam menentukan nilai tambah konpetitif yang ingin dicapainya.
1 komentar:
saya suka hijau, dengan hijau rasanya hidup jadi lebih aman dan nyaman terutama jika hal ini di terapkan di sekolah ^_^ well salam kenal sobat
Posting Komentar